Cari di Blog Ini :

Jumat, 12 Mei 2017

Potensi Ekowisata Puncak Gunung Lepembusu (Membangun Hutan Wisata Kajundara : Bagian Kedua )


Sebagaimana telah diuraikan pada bagian pertama (Potensi Ekowisata Hutan Alam dan Hutan Ampupu, Emas Hijau Yang Belum Dipoles....), bahwa tegakan hutan Ampupu di Kajundara desa Kebesani diapit oleh dua gunung yakni gunung Keli Ndati dan Keli Lepembusu (bahasa lokal : Keli = gunung). Mengapa disebut Lepembusu?. Lepe berarti Pandangan yang bebas (tinggi dan tanpa halangan), dan Mbusu berarti menjulang atau menonjol. Itulah penyebutan masyarakat lokal bagi gunung tertinggi di Flores ini, yang kira-kira bermakna demikian : Pemandangan yang bebas dapat kita nikmati ketika berada di puncak yang menjulang tinggi ini.

Hamparan kedua gunung ini diselimuti oleh tegakan Ampupu (hutan buatan) dan hutan alam (hutan campuran). Semuanya berada dalam kelompok hutan Kemang Boleng (RTK. 122).

Oleh pemerintah setempat, keberadaan potensi puncak gunung Lepembusu ini belum pernah dilirik dan dikelola intensif. Semuanya seakan terpesona dengan keindahan Danau Kelimutu dan melupakan potensi lainnya. Padahal gunung ini memiliki beberapa keunggulan dan fungsi yang strategis, yakni :

Puncak Gunung Lepembusu dilihat dari dusun Wolopaku


Pertama : Gunung Lepembusu Merupakan Gunung Tertinggi Ketiga di Pulau Flores setelah Gunung Abulobo dan Inerie .

Puncaknya merupakan puncak tertinggi ketiga di pulau Flores dengan ketinggian 1.745 m dpl (dari permukaan laut). Jika gunung Abulobo dan gunung Inerie di Kabupaten Ngada merupakan gunung berapi aktif, maka gunung Lepembusu ini bukanlah gunung berapi. Gunung ini selalu diselimuti kabut tebal. Puncaknya selama ini hanya dimanfaatkan oleh PT. Telkom dengan membangun menara Penerima dan Pemancar telekomunikasi (Repiter/ site microwave). Hingga saat ini, satu-satunya jalur jalan untuk mengakses ke Puncak Lepembusu (lokasi microwave) ini hanya melalui dusun Mukureku yang bisa dilalui dengan kendaraan roda empat.

Punggung bukitnya yang memanjang dan menurun ke arah tegakan Ampupu Kajundara merupakan potensi yang strategis untuk membangun jalur pendakian (tracking) dari hutan Ampupu Kajundara ke puncak Lepembusu. Ini potensi ekowisata luar biasa yang menawarkan hamparan landscape yang mempesona. Fasilitas Ekowisata lain selain jalur pendakian yang dapat dibangun disini berupa areal perkemahan kecil/ kemah individual (camping), spot fotografi, Vila atau bungalaow, Menara Pengamatan (Teropong), serta Flying fox menuju hutan Ampupu Kajundara.

Dari puncak gunung ini, pandangan mata bisa melihat jauh hingga kabupaten Ngada dan Nagekeo di barat dan Sikka di timurnya. Juga ke puncak gunung Kelimutu, hamparan Mukureku, Detusoko, Nduaria, Moni, Detukeli, pantai utara dan pantai selatan pulau Flores. Punggung gunung ini membentang dalam wilayah administrasi desa Kebesani, desa Nggumbelaka, dan desa Wologai Tengah. Puncaknya yang sering tertutup kabut, diselimuti oleh bentangan hutan alam yang masih padat tegakannya.

Kedua : Gunung Lepembusu Memberi Kehidupan Bagi Masyarakat Yang Bermukim di Sekitarnya.

Disisi selatan dan barat gunung ini, berdiam masyarakat dusun Wolopaku,  Wologai, Faunaka, dan Detunabe. Di sisi utara berdiam masyarakat dusun Nuapu dan Gaibhabha. Sedangkan di sisi timurnya berdiam masyarakat dusun Mukureku. Dengan potensi air yang ada yang ditangkap dan dialiri oleh gunung Lepembusu, iklim yang sejuk, serta kesuburan tanahnya, masyarakat di kaki gunung ini menggantungkan kehidupannya dari bertani. Mereka menanam berbagai jenis tanaman hortikultura, seperti sayuran (Labu Jepang/Labu Siam, Labu Kuning (Labu Besi), Labu Putih (Uta Boda), Kentang, Wortel, Kubis (kol), Kacang Panjang, dan Buncis. Jenis tanaman komoditi utama yang ditanam seperti Kopi dan Cengkeh. Ada juga tanaman Haliah/Jahe baik jahe merah maupun jahe putih, Kunyit, Lengkuas, Vanili, Lada, dan Merica yang ditanam di sela-sela tanaman perdagangan. Potensi-potensi lokal ini layak untuk dijadikan lokasi Agrowisata menunjang Hutan Wisata Kajundara.


Tanaman Kopi milik masyarakat  dusun Wolopaku Desa Kebesani,
dibawah kaki gunung Lepembusu


Sayuran Labu Jepang yang dijual masyarakat
yang hidup dibawah kaki gunung Lepembusu


Ketiga : Gunung Lepembusu Merupakan Hulu Kali Wolowona, Loworea, Detusoko, Mukureku, Maurole, dan Detukeli.

Posisinya yang berada tepat di tengah pulau Flores (baik dari sisi utara-selatan maupun timur-barat), membuat keberadaan gunung ini sangat strategis bagi penyelamatan Daerah Aliran Sungai. Beberapa sungai besar/kali berhulu pada puncak Lepembusu ini. Kali itu yakni Kali Wolowona, kali Loworea, serta kali-kali kecil di hamparan Detusoko, Mukureku, Maurole, dan Detukeli. Penyelamatan areal puncak Lepembusu ini merupakan penyelamatan kehidupan masyarakat yang bernaung di bagian hilirnya. Kegiatan rehabilitasi (Reboisasi) di areal puncak yang masih terbuka penting dan strategis untuk dilakukan. Kegiatan ini dapat dikombinasikan dengan pola agroforestry, agar masyarakat setempat mendapatkan keuntungan secara ekonomis.

Itulah peran strategis gunung Lepembusu, gunung tertinggi di pulau Flores. Potensi Ekowisata yang menyatu dengan Hutan Wisata Kajundara, "Emas Hijau" yang belum dipoles...... (Oleh : YR. Kota).
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

wisdom for today..

wisdom for today..

Translate