Cari di Blog Ini :

Kamis, 23 Maret 2017

Air dan Limbah, Sebuah Refleksi di Hari Air 2017

oleh : YR. Kota
Sebagaimana telah diposting pada judul ini : Apel Hari Bakti Rimbawan 2017 BTN Kelimutu dan KPH Ende, bulan Maret menjadi bulan istimewa bagi pelestarian alam. Pada bulan ini terdapat tiga hari penting yang dirayakan berkaitan dengan pelestarian alam lingkungan yakni Hari Bakti Rimbawan (16 Maret), Hari Hutan Sedunia (21 Maret), serta tanggal Hari Air Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 22 Maret.
Berbicara mengenai air, semua orang tentu mengetahui apa itu air. Karena air telah dikenal dan dibutuhkan dalam setiap segmen kehidupan manusia. Kehidupan manusia tidak terlepas dari air. Bahkan tubuh manusia  dan berbagai makhluk hidup lainnya sebagian besar terdiri dari air.

Di alam ini air sangat melimpah ruah. Tuhan telah melimpahkan anugerah ini bagi manusia, dan juga seluruh makhluk hidup ciptaaNya. Sebagaimana sinar matahari, udara, oksigen, dan tanah, air adalah satu anugerah istimewah dari Tuhan untuk seluruh manusia dan penghuni Bumi ini. Semua orang, tanpa memandang suku, agama, ras, atau golongan, menikmati anugerah-anugerah illahi ini. Meski demikian, apakah Anda menyadari, bahwa sebagian dari anugerah itu, kini mulai terasa keterbatasannya? (dalam jumlah yang memadai dalam kualitas yang baik?). Contohnya udara. Mendapatkan udara bersih kini mulai bermasalah pada berbagai tempat, khususnya di kota-kota besar. Udara bersih yang dimaksud di sini yakni ketersediaan oksigen bagi pernapasan makhluk hidup. Keberadaan oksigen kini telah tercemar dengan gas-gas pencemar udara, yang ikut terhirup ketika proses pernapasan.
Demikian pula, tanah. Karena perkembangan pemukiman, tanah-tanah mengalami kerusakan. Tercemar limbah beracun, berkurang kesuburan, pemadatan tanah sehingga berkurang pori-pori tanah, pengikisan, erosi, sedimentasi, longsor, penggundulan lahan, dan sebagainya, adalah contoh-contoh kerusakan yang terjadi pada tanah. Kerusakan tanah dapat menimbulkan korban jiwa manusia yang berdiam di atasnya.  
Lalu bagaimana dengan air?. Air kini juga mengalami penurunan baik kuantitas maupun kualitas. Disebut penurunan kuantitas berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan air sesuai jumlah yang dibutuhkan setiap insan manusia. Pada beberapa lokasi, terutama di kota-kota besar, penurunan kuantitas air ini kini sangat terasa, terutama di musim kemarau. Penurunan debit mata air, debit aliran sungai, danau, waduk, air tanah dan sebagainya menyebabkan kuantitas air menurun.

Penurunan sifat infiltrasi air akibat penurunan porositas tanah,
pengerasan dan pemadatan tanah seiring berkembangnya pemukiman

Disebut penurunan kualitas, berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan air sesuai standar mutu air yang layak bagi kesehatan dan kebutuhan lainnya. Air tidak saja digunakan manusia untuk diminum, mencuci, memasak, atau mandi saja, tetapi juga untuk irigasi dan berbagai kebutuhan lainnya. Air yang tercemar tentunya akan sangat mengganggu penggunaannya untuk berbagai kepentingan tersebut.
Dalam upaya menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan, PBB pada sidang umum ke-47 di Rio de Janeiro (Brasil) telah menetapkan tanggal 22 Maret sebagai Hari Air Sedunia (World Day for Water).
Dalam perayaan Hari Air Sedunia setiap tahun, selalu terdapat tema khusus. Contohnya pada tahun 2009 bertemakan  "Air Bersama, Peluang Bersama" (Shared water, shared opportunities).
Berikut ini tema peringatan hari air sedunia sejak 1994  :
1994: Caring for Our Water Resources is Everyone’s Business (Peduli terhadap Sumber daya Air adalah Tanggung Jawab Setiap Orang)
1995: Water and Woman (Air dan Perempuan)
1996: Water for Thirsty City (Air bagi Kota-kota yang Kehausan)
1997: The World’s Water: is There Enough ? (Air Dunia: Apakah Cukup?)
1998: Groundwater – the Invisible Resource (Air Tanah-Sumber Daya yang Tidak Terlihat)
1999: Everyone Lives Downstream (Setiap Orang Tinggal di Kawasan Hilir)
2000: Water for 21st Century (Air untuk Abad 21)
2001: Water for Health (Air untuk Kesehatan)
2002: Water for Development (Air untuk Pembangunan)
2003: Water for Future (Air untuk Masa Depan)
2004: Water and Disasters (Air dan Bencana)
2005: Water for Life (Air untuk Kehidupan)
2006: Water and Culture (Air dan Kebudayaan)
2007: Copying with Water Scarcity (Menanggulangi Kelangkaan Air)
2008: Sanitation (Berkaitan dengan tahun sanitasi internasional)
2009: Trans Boundary Water (Air Lintas Batas)
2010: Clean Water for a Healty World (Air Bersih Untuk Dunia yang Sehat)
2011: Water for Cities (Air untuk Perkotaan)
2012: Water and Food Security (Air dan Ketahanan Pangan)
2013: Water Cooperation (Tahun Kerja sama Air Internasional)
2014: Water and Energy (Air dan Energi)
2015: Water and Sustainable Development (Air dan Pembangunan Berkelanjutan)
2016 : Water and jobs (Hubungan antara air dengan pekerjaan yang dimiliki)
Untuk Tahun 2017 tema yang diambil adalah "Waste Water" (Air Limbah). Tema ini diambil karena saat ini kualitas air untuk berbagai keperluan terancam dengan limbah-limbah buangan baik industri maupun domestik (rumah tangga). Terutama di kota-kota besar, mendapatkan air dengan kualitas yang baik terasa sulit. Air bersih seakan menjadi barang yang mahal harganya. Mengapa demikian?. Ciri sebuah perkotaan adalah padatnya penduduk. Kepadatan penduduk ini menimbulkan permasalahan baik dalam hal ketersediaan air, juga dalam hal kualitas air.
Dalam hal ketersediaan air, kepadatan penduduk di kota besar mengakibatkan kebutuhan air meningkat. Di sisi lain, kepadatan penduduk ini memberikan berbagai pengaruh negatif terhadap lingkungan, terutama yang berkaitan dengan konservasi air. Adanya pengerasan permukaan tanah dengan semenisasi, dan peningkatan kepadatan tanah menyebabkan bagian tanah yang meresapkan air dan juga pori-pori tanah berkurang. Hal ini menimbulkan semakin kecilnya air yang dapat meresap ke dalam tanah. Itulah sebabnya sering terjadi genangan air di kota besar yang memerlukan waktu yang lama untuk surut. Genangan air di permukaan ini mengganggu aktifitas hidup manusia. Air genangan ini kebanyakan langsung diarahkan ke saluran air yang selanjutnya menuju lautan. Disini, air tidak mengalami proses penampungan, peresapan dan pemanfaatan.
Siklus Hidrologi
Dalam hal kualitas air, kepadatan penduduk  meningkatkan jumlah limbah cair yang dibuang ke lingkungan sekitarnya, bahkan ke saluran air hingga ke sungai. Adanya limbah ini yang kemudian bercampur dengan air tanah menimbulkan penurunan kualitas air, bahkan berbahaya jika langsung digunakan. 
Air limbah kota-kota besar di Indonesia secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yaitu air limbah industri dan air limbah domestik yakni yang berasal dari buangan rumah tangga, dan yang ke tiga yakni air limbah dari perkantoran dan pertokoan (daerah komersial). Saat ini pencemaran akibat limbah domestik telah menunjukkan tingkat yang cukup serius. Selain itu sumber pencemaran yang potensial adalah air limbah yang berasal dari kegiatan industri kecil menengah.
Untuk industri besar, masalah air limbah mungkin dapat diatasi oleh pihak industri sendiri karena mempunyai modal yang cukup, tetapi untuk masalah limbah dari industri kecil dan menengah yang jumlahnya sangat banyak sekali tersebut belum tersentuh sama sekali. Sebagai contoh misalnya industri kecil tahu-tempe. Limbah industri tahu/ tempe ini dapat menimbulkan pencemaran yang cukup berat karena mengandung polutan organik yang cukup tinggi. Dari beberapa hasil penelitian, konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand) di dalam air limbah industri tahu-tempe cukup tinggi yakni berkisar antara 7.000 - 10.000 ppm, serta mempunyai keasaman yang rendah yakni pH 4-5. Dengan kondisi seperti tersebut di atas, air limbah industri tahu-tempe merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat potersial.

Upaya Yang Dilakukan
Mengatasi permasalahan menurunnya ketersediaan dan kualitas air, diperlukan berbagai upaya yang dilakukan. Untuk meningkatkan ketersediaan air, upaya konservasi air perlu dilakukan. Secara teknis dilakukan pembangunan sumur resapan, pembuatan lubang bio pori, dan pembuatan terasering. Secara vegetatif, perlu dilakukan penanaman pohon pada wilayah-wilayah terbuka untuk meningkatkan sifat porositas tanah. Permukaan tanah yang porous (berpori) serta mengandung seresah merupakan kantong-kantong air yang secara alami dapat meresapkan air ke dalam tanah sehingga meningkatkan kandungan air tanah. Pada beberapa tempat, air tanah inilah yang kemudian muncul ke permukaan sebagai mata air.
Berkaitan dengan Konservasi tanah dan air dapat dilihat pada link ini : 
Konservasi Tanah dan air
Pendekatan Sipil Teknis dalam Pengelolaan sumberdaya Air
Guna menjaga keberlanjutan mata air, perlu dilakukan penanaman pohon (pengkayaan) pada lokasi sekitar mata air. Jenis pohon yang digunakan sebaiknya jenis lokal yang telah tumbuh di sekitar lokasi mata air tersebut.  Jenis tanaman yang baik bagi tata air yakni didominasi berjenis akar serabut , seperti Bambu, Aren, Pinang, dan Beringin.
Hutan alam merupakan jenis vegetasi hutan yang paling baik berkaitan dengan peresapan air ke dalam tanah. Hal ini disebabkan karena hutan alam memiliki karakteristik terdiri atau tersusun dari berbagai jenis spesies tanaman. Keragaman spesies ini menimbulkan keragaman kedalaman dan penyebaran akar, serta keragaman tingkatan tajuk. Dengan kombinasi ini, pada hutan alam terdapat tanaman berakar tunggang yang dalam, dan tanaman berakar serabut yang dangkal namun menyebar. Kombinasi perakaran di dalam tanah ini meningkatkan sifat porositas tanah. Apalagi ditambah adanya seresah di permukaan tanah.
Hutan Alam sangat baik bagi keberlanjutan sumberdaya air (fungsi Hidrologi)

Aliran air sungai yang dihidupi oleh keberadaan Hutan Alam
Di sisi lain, adanya berbagai spesies tanaman di atas permukaan tanah ini akan memperlihatkan tingkatan ketinggian tajuk. Hutan alam tersusun atas tingkatan-tingkatan tajuk mulai dari yang paling tinggi (pohon-pohonan), hingga paling rendah yakni rumput-rumputan. Tingkatan tajuk ini selain berpengaruh dalam peredaman kecepatan air hujan yang jatuh sehingga tidak merusak permukaan tanah, juga memberikan waktu yang lebih lama bagi tanah untuk meresapkan air yang ditampungnya dalam seresah.
Oleh karena fungsinya yang strategis ini, keberadaan dan kelestarian hutan alam di sekitar kita perlu dijaga. Masyarakat harus berkomitmen untuk bersama-sama menjaga dan melindungi hutan-hutan alam kita. Terutama dari ancaman penebangan liar dan pembuka lahan hutan alam untuk kebun atau pemukiman. 
Dewasa ini banyak hutan alam yang rusak akibat ulah manusia. Kerusakan hutan alam inilah yang akhirnya berdampak pada berkurangnya debit mata air (bahkan kering atau menghilang), berkurangnya debit aliran sungai, banyaknya sedimentasi sungai (pendangkalan sungai) yang akhirnya menyebabkan banjir.
Dalam mengatasi permasalahan nenurunnya kualitas air, perlu dilakukan pengolahan limbah-limbah baik limbah industri maupun limbah rumah tangga sebelum dialirkan ke air. Pengolahan limbah ini dilakukan untuk menghilangkan daya racunnya sehingga tidak berbahaya dalam penggunaannya.
Hal lain yang juga perlu dilakukan adalah "sikap hormat" kita kepada sumberdaya yang vital ini. Tanpa air manusia dan makhluk hisup lainnya tidak akan bisa hidup. Itulah mengapa sumberdaya ini perlu dihormati. Dihormati disini bermakna bahwa kita perlu berhemat dalam manggunakan air yang ada. Jumlah yang semakin terbatas dengan kualitas yang semakin menurun, membuat kita harus perperilaku berhemat air. Gunakan air seperlunya, jangan sia-siakan air yang kita miliki. Pada beberapa lokasi, masih banyak saudara kita yang sulit mendapatkan air. Apalagi di musim kemarau. NTT misalnya, salah satu provinsi yang sering mengalami krisis air. 


Ada pepatah yang mengatakan "ketika tetes air terakhir telah hilang, orang menyadari bahwa ternyata uang tidak bisa diminum". Pepatah ini mengingatkan kita bahwa walaupun memiliki harta berlimpah, kita tidak akan bisa hidup tanpa air. Jadi, di Hari Air ini, marilah kita sama-sama bersikap "hemat air". Hilangkan kebiasaan membuang limbah berbahaya ke dalam tanah atau sumberdaya air (sungai, kali, mata air, danau, waduk, saluran air) sebelum dilakukan pengolahan. Juga lakukan upaya-upaya konservasi air, agar air tidak hilang lenyap ke laut atau menguap begitu saja ke atmosfir tanpa melalui proses penampungan (jebakan air), pengolahan, dan pemanfaatan. 
Selamat merayakan Hari Air. ==
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

wisdom for today..

wisdom for today..

Translate