oleh : YR. Kota
Sebagaimana
telah diposting pada judul ini : Apel Hari Bakti Rimbawan 2017 BTN Kelimutu dan KPH Ende,
bulan Maret menjadi bulan istimewa bagi pelestarian alam. Pada bulan ini
terdapat tiga hari penting yang dirayakan berkaitan dengan pelestarian alam
lingkungan yakni Hari Bakti Rimbawan (16 Maret), Hari Hutan Sedunia (21 Maret),
serta tanggal Hari Air Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 22 Maret.
Berbicara
mengenai air, semua orang tentu mengetahui apa itu air. Karena air telah
dikenal dan dibutuhkan dalam setiap segmen kehidupan manusia. Kehidupan manusia
tidak terlepas dari air. Bahkan tubuh manusia dan berbagai makhluk hidup lainnya sebagian
besar terdiri dari air.
Di
alam ini air sangat melimpah ruah. Tuhan telah melimpahkan anugerah ini bagi
manusia, dan juga seluruh makhluk hidup ciptaaNya. Sebagaimana sinar matahari,
udara, oksigen, dan tanah, air adalah satu anugerah istimewah dari Tuhan untuk
seluruh manusia dan penghuni Bumi ini. Semua orang, tanpa memandang suku,
agama, ras, atau golongan, menikmati anugerah-anugerah illahi ini. Meski demikian, apakah
Anda menyadari, bahwa sebagian dari anugerah itu, kini mulai terasa
keterbatasannya? (dalam jumlah yang memadai dalam kualitas yang baik?). Contohnya
udara. Mendapatkan udara bersih kini mulai bermasalah pada berbagai tempat,
khususnya di kota-kota besar. Udara bersih yang dimaksud di sini yakni
ketersediaan oksigen bagi pernapasan makhluk hidup. Keberadaan oksigen kini
telah tercemar dengan gas-gas pencemar udara, yang ikut terhirup ketika proses
pernapasan.
Demikian
pula, tanah. Karena perkembangan pemukiman, tanah-tanah mengalami kerusakan.
Tercemar limbah beracun, berkurang kesuburan, pemadatan tanah sehingga
berkurang pori-pori tanah, pengikisan, erosi, sedimentasi, longsor,
penggundulan lahan, dan sebagainya, adalah contoh-contoh kerusakan yang terjadi
pada tanah. Kerusakan tanah dapat menimbulkan korban jiwa manusia yang berdiam
di atasnya.
Lalu
bagaimana dengan air?. Air kini juga mengalami penurunan baik kuantitas maupun
kualitas. Disebut penurunan kuantitas berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan air
sesuai jumlah yang dibutuhkan setiap insan manusia. Pada beberapa lokasi,
terutama di kota-kota besar, penurunan kuantitas air ini kini sangat terasa,
terutama di musim kemarau. Penurunan debit mata air, debit aliran sungai,
danau, waduk, air tanah dan sebagainya menyebabkan kuantitas air menurun.
![]() |
Penurunan sifat infiltrasi air akibat penurunan porositas tanah, pengerasan dan pemadatan tanah seiring berkembangnya pemukiman |
Disebut
penurunan kualitas, berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan air sesuai standar
mutu air yang layak bagi kesehatan dan kebutuhan lainnya. Air tidak saja
digunakan manusia untuk diminum, mencuci, memasak, atau mandi saja, tetapi juga
untuk irigasi dan berbagai kebutuhan lainnya. Air yang tercemar tentunya akan
sangat mengganggu penggunaannya untuk berbagai kepentingan tersebut.
Dalam upaya menarik
perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk
pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan, PBB pada
sidang umum ke-47 di Rio de Janeiro (Brasil) telah menetapkan tanggal 22 Maret
sebagai Hari Air Sedunia (World Day for Water).
Dalam
perayaan Hari Air Sedunia setiap tahun, selalu terdapat tema khusus. Contohnya
pada tahun 2009 bertemakan "Air
Bersama, Peluang Bersama" (Shared water, shared opportunities).
Berikut ini
tema peringatan hari air sedunia sejak 1994 :
1994: Caring
for Our Water Resources is Everyone’s Business (Peduli terhadap Sumber daya Air
adalah Tanggung Jawab Setiap Orang)
1995: Water
and Woman (Air dan Perempuan)
1996: Water
for Thirsty City (Air bagi Kota-kota yang Kehausan)
1997: The
World’s Water: is There Enough ? (Air Dunia: Apakah Cukup?)
1998:
Groundwater – the Invisible Resource (Air Tanah-Sumber Daya yang Tidak
Terlihat)
1999:
Everyone Lives Downstream (Setiap Orang Tinggal di Kawasan Hilir)
2000: Water
for 21st Century (Air untuk Abad 21)
2001: Water
for Health (Air untuk Kesehatan)
2002: Water
for Development (Air untuk Pembangunan)
2003: Water
for Future (Air untuk Masa Depan)
2004: Water
and Disasters (Air dan Bencana)
2005: Water
for Life (Air untuk Kehidupan)
2006: Water
and Culture (Air dan Kebudayaan)
2007: Copying
with Water Scarcity (Menanggulangi Kelangkaan Air)
2008:
Sanitation (Berkaitan dengan tahun sanitasi internasional)
2009: Trans
Boundary Water (Air Lintas Batas)
2010: Clean
Water for a Healty World (Air Bersih Untuk Dunia yang Sehat)
2011: Water
for Cities (Air untuk Perkotaan)
2012: Water
and Food Security (Air dan Ketahanan Pangan)
2013: Water
Cooperation (Tahun Kerja sama Air Internasional)
2014: Water
and Energy (Air dan Energi)
2015: Water
and Sustainable Development (Air dan Pembangunan Berkelanjutan)
2016 : Water
and jobs (Hubungan antara air dengan pekerjaan yang dimiliki)
Untuk Tahun
2017 tema yang diambil adalah "Waste Water" (Air Limbah). Tema ini
diambil karena saat ini kualitas air untuk berbagai keperluan terancam dengan
limbah-limbah buangan baik industri maupun domestik (rumah tangga). Terutama di
kota-kota besar, mendapatkan air dengan kualitas yang baik terasa sulit. Air
bersih seakan menjadi barang yang mahal harganya. Mengapa demikian?. Ciri
sebuah perkotaan adalah padatnya penduduk. Kepadatan penduduk ini menimbulkan
permasalahan baik dalam hal ketersediaan air, juga dalam hal kualitas air.
Dalam hal
ketersediaan air, kepadatan penduduk di kota besar mengakibatkan kebutuhan air
meningkat. Di sisi lain, kepadatan penduduk ini memberikan berbagai pengaruh
negatif terhadap lingkungan, terutama yang berkaitan dengan konservasi air.
Adanya pengerasan permukaan tanah dengan semenisasi, dan peningkatan kepadatan
tanah menyebabkan bagian tanah yang meresapkan air dan juga pori-pori tanah
berkurang. Hal ini menimbulkan semakin kecilnya air yang dapat meresap ke dalam
tanah. Itulah sebabnya sering terjadi genangan air di kota besar yang
memerlukan waktu yang lama untuk surut. Genangan air di permukaan ini mengganggu
aktifitas hidup manusia. Air genangan ini kebanyakan langsung diarahkan ke
saluran air yang selanjutnya menuju lautan. Disini, air tidak mengalami proses
penampungan, peresapan dan pemanfaatan.
![]() |
Siklus Hidrologi |
Dalam hal
kualitas air, kepadatan penduduk meningkatkan
jumlah limbah cair yang dibuang ke lingkungan sekitarnya, bahkan ke saluran air
hingga ke sungai. Adanya limbah ini yang kemudian bercampur dengan air tanah
menimbulkan penurunan kualitas air, bahkan berbahaya jika langsung digunakan.
Air limbah kota-kota besar di Indonesia secara garis besar dapat dibagi menjadi
tiga yaitu air limbah industri dan air limbah domestik yakni yang berasal dari
buangan rumah tangga, dan yang ke tiga yakni air limbah dari perkantoran dan
pertokoan (daerah komersial). Saat ini pencemaran akibat limbah domestik telah
menunjukkan tingkat yang cukup serius. Selain itu sumber pencemaran yang
potensial adalah air limbah yang berasal dari kegiatan industri kecil menengah.
Untuk
industri besar, masalah air limbah mungkin dapat diatasi oleh pihak industri
sendiri karena mempunyai modal yang cukup, tetapi untuk masalah limbah dari
industri kecil dan menengah yang jumlahnya sangat banyak sekali tersebut belum
tersentuh sama sekali. Sebagai contoh misalnya industri kecil tahu-tempe.
Limbah industri tahu/ tempe ini dapat menimbulkan pencemaran yang cukup berat
karena mengandung polutan organik yang cukup tinggi. Dari beberapa hasil
penelitian, konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand) di dalam air limbah
industri tahu-tempe cukup tinggi yakni berkisar antara 7.000 - 10.000 ppm,
serta mempunyai keasaman yang rendah yakni pH 4-5. Dengan kondisi seperti
tersebut di atas, air limbah industri tahu-tempe merupakan salah satu sumber
pencemaran lingkungan yang sangat potersial.
Upaya
Yang Dilakukan
Mengatasi
permasalahan menurunnya ketersediaan dan kualitas air, diperlukan berbagai
upaya yang dilakukan. Untuk meningkatkan ketersediaan air, upaya konservasi air
perlu dilakukan. Secara teknis dilakukan pembangunan sumur resapan, pembuatan
lubang bio pori, dan pembuatan terasering. Secara vegetatif, perlu dilakukan
penanaman pohon pada wilayah-wilayah terbuka untuk meningkatkan sifat porositas
tanah. Permukaan tanah yang porous (berpori) serta mengandung seresah merupakan
kantong-kantong air yang secara alami dapat meresapkan air ke dalam tanah
sehingga meningkatkan kandungan air tanah. Pada beberapa tempat, air tanah
inilah yang kemudian muncul ke permukaan sebagai mata air.
![]() |
Pendekatan Sipil Teknis dalam Pengelolaan sumberdaya Air |
Guna
menjaga keberlanjutan mata air, perlu dilakukan penanaman pohon (pengkayaan)
pada lokasi sekitar mata air. Jenis pohon yang digunakan sebaiknya jenis lokal
yang telah tumbuh di sekitar lokasi mata air tersebut. Jenis tanaman yang baik bagi tata air yakni
didominasi berjenis akar serabut , seperti Bambu, Aren, Pinang, dan Beringin.
Hutan
alam merupakan jenis vegetasi hutan yang paling baik berkaitan dengan peresapan
air ke dalam tanah. Hal ini disebabkan karena hutan alam memiliki karakteristik
terdiri atau tersusun dari berbagai jenis spesies tanaman. Keragaman spesies
ini menimbulkan keragaman kedalaman dan penyebaran akar, serta keragaman
tingkatan tajuk. Dengan kombinasi ini, pada hutan alam terdapat tanaman berakar
tunggang yang dalam, dan tanaman berakar serabut yang dangkal namun menyebar.
Kombinasi perakaran di dalam tanah ini meningkatkan sifat porositas tanah.
Apalagi ditambah adanya seresah di permukaan tanah.
![]() |
Hutan Alam sangat baik bagi keberlanjutan sumberdaya air (fungsi Hidrologi) |
![]() |
Aliran air sungai yang dihidupi oleh keberadaan Hutan Alam |
Di
sisi lain, adanya berbagai spesies tanaman di atas permukaan tanah ini akan
memperlihatkan tingkatan ketinggian tajuk. Hutan alam tersusun atas
tingkatan-tingkatan tajuk mulai dari yang paling tinggi (pohon-pohonan), hingga
paling rendah yakni rumput-rumputan. Tingkatan tajuk ini selain berpengaruh
dalam peredaman kecepatan air hujan yang jatuh sehingga tidak merusak permukaan
tanah, juga memberikan waktu yang lebih lama bagi tanah untuk meresapkan air
yang ditampungnya dalam seresah.
Oleh
karena fungsinya yang strategis ini, keberadaan dan kelestarian hutan alam di
sekitar kita perlu dijaga. Masyarakat harus berkomitmen untuk bersama-sama
menjaga dan melindungi hutan-hutan alam kita. Terutama dari ancaman penebangan
liar dan pembuka lahan hutan alam untuk kebun atau pemukiman.
Dewasa ini banyak
hutan alam yang rusak akibat ulah manusia. Kerusakan hutan alam inilah yang akhirnya
berdampak pada berkurangnya debit mata air (bahkan kering atau menghilang),
berkurangnya debit aliran sungai, banyaknya sedimentasi sungai (pendangkalan
sungai) yang akhirnya menyebabkan banjir.
Dalam
mengatasi permasalahan nenurunnya kualitas air, perlu dilakukan pengolahan
limbah-limbah baik limbah industri maupun limbah rumah tangga sebelum dialirkan
ke air. Pengolahan limbah ini dilakukan untuk menghilangkan daya racunnya
sehingga tidak berbahaya dalam penggunaannya.
Hal lain yang juga perlu dilakukan adalah "sikap hormat" kita kepada sumberdaya yang vital ini. Tanpa air manusia dan makhluk hisup lainnya tidak akan bisa hidup. Itulah mengapa sumberdaya ini perlu dihormati. Dihormati disini bermakna bahwa kita perlu berhemat dalam manggunakan air yang ada. Jumlah yang semakin terbatas dengan kualitas yang semakin menurun, membuat kita harus perperilaku berhemat air. Gunakan air seperlunya, jangan sia-siakan air yang kita miliki. Pada beberapa lokasi, masih banyak saudara kita yang sulit mendapatkan air. Apalagi di musim kemarau. NTT misalnya, salah satu provinsi yang sering mengalami krisis air.
Ada pepatah yang mengatakan "ketika tetes air terakhir telah hilang, orang menyadari bahwa ternyata uang tidak bisa diminum". Pepatah ini mengingatkan kita bahwa walaupun memiliki harta berlimpah, kita tidak akan bisa hidup tanpa air. Jadi, di Hari Air ini, marilah kita sama-sama bersikap "hemat air". Hilangkan kebiasaan membuang limbah berbahaya ke dalam tanah atau sumberdaya air (sungai, kali, mata air, danau, waduk, saluran air) sebelum dilakukan pengolahan. Juga lakukan upaya-upaya konservasi air, agar air tidak hilang lenyap ke laut atau menguap begitu saja ke atmosfir tanpa melalui proses penampungan (jebakan air), pengolahan, dan pemanfaatan.
Selamat merayakan Hari Air. ==